Tuesday, April 16

Tag: #Review Film

Review Film Indonesia | “The Gift (2018)” Rasa yang Melambatkan Waktu
#Film, #Home

Review Film Indonesia | “The Gift (2018)” Rasa yang Melambatkan Waktu

The Gift adalah sebuah cerita antara perempuan yang menyukai kegelapan dan laki-laki yang mengurung diri dalam kesendirian. Film ini sepenuhnya mengeksplorasi rasa dari berbagai indera sebelum ikatan romantis itu muncul. The Gift ini film yang manis tapi pedih. Bikin hati saya nelangsa. Sepanjang film dianugerahi yang manis manis, eh after-taste-nya pahit. Mas Hanung tega nian. Gini caramu supaya filmmu memberi kesan mendalam? Gini? Ngga, Mas, ini saya bukan benci filmnya. Gemes aja. Saya terdiam agak lama setelah layar hitam muncul. “Kenapa film ini selesai woy? Lanjutkan dulu lah. Ya ampun, ini terlalu menyedihkan. Kami menuntut happy ending bagi semua pihak!” gitu. Biasalah, menuntut hal utopis. Seharusnya sejak nonton trailer, saya sudah mengekspektasikan kesedihan. Poin yang...
Review Film Indonesia | Menikmati Film “Arini (2018)”
#Film, #Home

Review Film Indonesia | Menikmati Film “Arini (2018)”

Film Arini bercerita tentang perempuan sedih bernama Arini (Aura Kasih) yang hari-hari normalnya terganggu karena Ia dijebak semesta untuk belajar tentang cinta sekaligus menghadapi masa lalunya lagi. Dalam satu hari yang biasa saja, tiba-tiba Arini dicintai Nick (Morgan Oey), orang yang sama sekali asing buatnya. Saya menikmati Arini sebagai sebuah film yang utuh.   Keterbatasan sudut pandang tidak menjadi penghalang untuk menikmati film ini. Saya juga bisa menikmati gaya bercerita yang maju mundur (mencampur masa lalu dan masa kini yang dihadapi Arini). Sudut pandang yang sengaja dibatasi terlihat jelas pada Nick. Kita punya kesempatan mengenal Nick hanya saat Ia bersama Arini. Di luar itu, sebagai penonton, kita tidak pernah tahu latar belakang Nick, apa studinya, letak ...
Review Film Indonesia | “Partikelir (2018)” Mohon Bersabar
#Film, #Home

Review Film Indonesia | “Partikelir (2018)” Mohon Bersabar

Partikelir bercerita tentang sepasang sahabat, Adri (Pandji Pragiwaksono) dan Jaka (Deva Mahendra), yang pernah berpisah dan kembali bersama untuk memecahkan kasus. Bersama Tiara (klien, diperankan Aurelie Moeremans) dan Geri (penggemar Adri yang datang entah dari mana, diperankan Ardit Erwandha), mereka melakukan apa pun untuk menyelesaikan kasus yang lebih besar dari dugaan mereka. Film ini merupakan debut Pandji Pragiwaksono sebagai sutradara. Ia juga mengerjakan naskah dan berperan sebagai tokoh utama. Sayangnya totalitas ini kurang sebanding dengan hasil akhir Partikelir yang serba nanggung. Sebagai sebuah film komedi aksi, film ini nanggung dari sisi mana pun. Lelucon muncul tanpa benar-benar menyatu dengan jalan cerita. Seakan punya bentuk berbeda dan memisahkan diri dengan j...
Review Film Indonesia | “Get Married (2007)” Aturan Main Menjadi Perempuan
#Film, #Home

Review Film Indonesia | “Get Married (2007)” Aturan Main Menjadi Perempuan

Kemarin saya menonton ulang Get Married (2007). Kebetulan filmnya sedang ditayangkan ulang di salah satu kanal TV. Saat masih SMP, saya sangat terhibur dengan film ini. Guyonannya segar dan konyol. Saya bahkan baru tahu bahwa Get Married merupakan film terlaris kedua pada tahun 2007. Namun, saat saya sudah kuliah, pandangan saya terhadap Get Married berbeda. Get Married menceritakan dinamika persahabatan dan pernikahan. Empat sekawan yang menganggur karena sama-sama kesulitan menggapai karier impian. Satu-satunya perempuan dalam gerombolan tersebut, Mae, dipaksa orangtuanya untuk segera menikah. Gegerlah kehidupan normal mereka yang sehari-hari berputar antara ngopi, merokok, main domino, dan nongkrong. Film ini melibatkan sedikit unsur keluarga dan menyorotnya sebagai sumber kekaca...
Review Film | “Pacific Rim: Uprising (2018)” Lubang Narasi Di Mana-Mana
#Film, #Home

Review Film | “Pacific Rim: Uprising (2018)” Lubang Narasi Di Mana-Mana

Pacific Rim Uprising bercerita pada masa sepuluh tahun setelah bridge ditutup. Manusia berusaha mengembalikan kehidupannya di antara tulang belulang Kaiju. Masalah muncul sebab Kaiju menemukan celah untuk kembali ke bumi. Jika keputusan menonton diambil karena ingin melihat Jaeger yang tampak gagah, itu keputusan baik. Memang teknologi Jaeger yang digambarkan dalam Pacific Rim Uprising masih sama seperti dulu, bahkan lebih ekspresif. Gerak Jaeger lebih lincah, senjata yang digunakan lebih masuk akal (bukan kepalan tangan dan tembakan saja), dan warnanya lebih menarik. Jadi ada kesan setiap Jaeger memiliki karakternya sendiri. Namun jika datang untuk menikmati jalan cerita filmnya, sebaiknya tanggalkan ekspektasi tinggimu. Mulai dari urgensi pembuatan sekuel film saja, rasanya tidak...
Review Film Indonesia | “Love for Sale (2018)” Ternyata Cinta Ada di Luar Zona Nyaman
#Film, #Home, Rating 9

Review Film Indonesia | “Love for Sale (2018)” Ternyata Cinta Ada di Luar Zona Nyaman

Love for Sale bercerita tentang Richard, seorang laki-laki pemilik sebuah percetakan tua. ‘Sendirian’ dan pemarah. Kesehariannya itu-itu saja: bangun tidur sambil garuk-garuk badan, memberi makan Kelun--kura-kura kesayangannya--lalu mengontrol kerja karyawan seharian, kemudian malamnya ketiduran saat menonton TV. Terkadang Ia menghabiskan malam dengan teman-temannya, nonton bola di suatu kafe. Rutinitas yang terasa sepi--sangat terasa sepi bahkan meski saya hanya duduk sebagai penonton--ini terusik ketika Ia ditantang teman-temannya untuk membawa pasangan ke resepsi pernikahan. Yang lainnya taruhan pakai uang, khusus untuk Richard disuruh bayar pakai harga diri. Begitulah jalan ceritanya sampai Ia menemukan Love Inc. dan tinggal bersama Arini selama 45 hari. Ide cerita film ini asy...
Catatan Film | “Black Panther (2018)”, Selebrasi Kultural, dan Realitas Alternatif yang Menggetarkan
#Film, #Home, Rating 10

Catatan Film | “Black Panther (2018)”, Selebrasi Kultural, dan Realitas Alternatif yang Menggetarkan

Meski glamor, Black Panther sebagai film tetaplah sebuah presentasi yang rendah hati. Ada dua alasan mengapa review kali ini tidak berwujud reguler, melainkan catatan (seperti format yang biasa saya gunakan ketika mengulas serial). Sebab pertama, jelas karena Black Panther berhasil menjadi sebuah film yang bagus, baik secara kemasan maupun substansi. Urgensi kedua karena saya tergelitik dengan sekian selentingan yang sempat terlihat di media sosial (terutama twitter) beberapa waktu lalu berkait Black Panther, bahkan ketika filmnya saja belum dirilis. Dengan parafrase, kurang lebih konten yang oknum netizen sampaikan berbunyi begini, "Orang-orang kulit hitam begitu mengelu-elukan film Black Panther sebagai black empowerment, tapi sadarkah mereka bahwa para eksekutif di studionya adalah ...
Review Film Indonesia | “Dilan 1990 (2018)” Ruang Interaksi Itu Begitu Hangat
#Film, #Home, Rating 8.5

Review Film Indonesia | “Dilan 1990 (2018)” Ruang Interaksi Itu Begitu Hangat

Dilan sebagai sebuah film adalah keramahan. Di installment 1990-nya ini, kita disuguhi pengisahan yang sederhana, tidak neko-neko, tapi tetap efektif sekaligus hangat berkat chemistry lumer kedua penggawa utama: Iqbaal dan Vanesha sebagai Dilan dan Milea. Film ini diceritakan dari sudut pandang Milea dewasa. Sendiri di kamar apartemennya, dia mulai menuliskan kembali kenangan di masa lalu. Masa ketika dia pertama kali berjumpa degan seorang bocah SMA tengil, pentolan geng sekolah, tapi juga sosok nan puitis bernama Dilan. Agresivitas dan kepercayaan diri seorang Dilan untuk mengejar cinta Milea menjadi pasak utama narasinya. Dengan formula pendekatan yang seolah sudah terukur dengan begitu masak (lengkap dengan manajemen risikonya), interaksi keduanya sepanjang durasi berjalan menyenan...
Review Film | “Along with the Gods: The Two Worlds (2017)” Reinkarnasi Kontemporer
#Film, #Home, Rating 7

Review Film | “Along with the Gods: The Two Worlds (2017)” Reinkarnasi Kontemporer

Menyoal perjalanan terjal di rangkaian pengadilan akhirat menyongsong reinkarnasi, Along with the Gods: The Two Worlds menjalani rutenya dengan penuh perjuangan pula. Sekali waktu berhasil dengan teramat baik, di lain bagian harus menenggak pil kebingungan. Film ini berkisah tentang Ja Hong yang seketika meninggal (terjatuh) sewaktu bertugas menyelamatkan seorang anak yang terjebak di kebakaran gedung bertingkat. Sebagai seorang petugas pemadam kebakaran yang penuh dedikasi dan tanpa pamrih, dia lalu dijemput dengan suka ria oleh dua pengawal akhirat. Penyebabnya tidak lain karena dia dianggap oleh para pengawal tersebut sebagai arwah seorang suri tauladan. Jenis arwah limited edition yang memperoleh golden ticket sehingga proses reinkarnasinya lebih cepat terjadi. Dari sinilah, pengadila...