Friday, March 29

Month: March 2017

Review Film Indonesia | “Dear Nathan (2017)” Chemistry yang Hidup
#Film, #Home, Rating 8

Review Film Indonesia | “Dear Nathan (2017)” Chemistry yang Hidup

Siapa bilang sinema Indonesia pemainnya itu-itu saja? Di film-film tipe khusus (biopik, franchise besar, dan sekelasnya) memang nama-nama yang muncul cuma serasa bongkar pasang. Namun, kalau mau lebih bijak, coba tengok film-film coming of age yang diproduksi. Di sinilah ceruk regenerasi tumbuh dan berkembang; dan agaknya di genre inilah penemuan talenta baru berbakat berada di jalur yang benar. Dear Nathan semakin meneguhkan hal itu. Pembukanya memperlihatkan Salma yang telat masuk sekolah--dan pagarnya telah dikunci--karena dia berjiwa mulia dengan menolong seorang bapak yang tuna netra menyeberang jalan terlebih dahulu. Dia telat tidak sendirian, tiba-tiba muncul Nathan, cowok SMA yang hobi ngajak ribut dan berkelahi. Waktu itu, ternyata pelipis Nathan terluka. Salma refleks mem...
Review Film | “Beauty and the Beast (2017)” Magical nan Dewasa
#Film, #Home, Rating 9

Review Film | “Beauty and the Beast (2017)” Magical nan Dewasa

Live-action Disney tidak bisa dianggap cuma sebagai formalitas mengikuti trend, apalagi cuma disebut sebagai filler. Itu adalah penghinaan. Karya teranyarnya, live-action Beauty and the Beast sangat menampakkan kesungguhan studio berlogo kastil ini untuk memboyong realitas magical ke dunia nyata. Disney mampu merebut hati saya dengan begitu fasih. Film ini berkisah tentang seorang pangeran congkak yang dikutuk menjadi makhluk buruk rupa dan seorang gadis cantik (Belle) yang dianggap aneh di desanya karena terliterasi. Cerita berjalan progresif ketika ayah dari Belle terjebak hujan badai dan ada petir yang menumbangkan pohon besar sehingga menutupi rute pulang. Dia berinisiatif memasuki jalan baru yang terbuka--yang sebelumnya tertutupi pohon yang kemudian tumbang. Ternyata, dia justru ...
Review Film | “Logan (2017)” Tribute dan Prolog Regenerasi
#Film, #Home, Rating 9.5

Review Film | “Logan (2017)” Tribute dan Prolog Regenerasi

Sebuah pemuncak fase dari franchise epos yang baik adalah yang mampu memberikan ruang memadai untuk jatah tribute sekaligus potensi regenerasi. Logan memenuhi syarat itu. Film ini pun berhasil mendobrak stigma "polosan" yang selama ini lekat diasosiasikan ke judul-judul layar lebar Marvel. Film ini bercerita tentang babak terakhir yang mesti dilalui oleh Logan atau yang selama ini kita kenal dengan sebutan Wolverine. Berseting di 2029, dengan alternate universe, roda kehidupan dunia ternyata tidak semuluk-muluk bayangan di masa lalu. Para mutan kembali diburu justru untuk menciptakan friksi-friksi baru yang lebih mengerikan. Melihat kondisi ini, Logan memilih undur diri dari perjuangan X-Men dan beralih profesi menjadi pengemudi limo untuk memenuhi kebutuhan hidup. Logan tidak sendiria...