Friday, December 6

Review Film Indonesia | “? (Tanda Tanya)” Ketika Kerukunan antar-Umat Dipertanyakan

Judul: ? (Tanda Tanya) | Genre: Drama | Durasi: 106 menit | Sutradara: Hanung Bramantyo | Penulis Skenario: Titien Wattimena | Pemeran: Reza Rahadian, Revalina S Temat, Agus Kuncoro, Endhita, Rio Dewanto, Hengky Solaiman, Edmay Solaiman, Glenn Fredly, M. Ibrahim, David Chalik, Deddy Soetomo | Rilis: 7 April 2011 | Bahasa: Indonesia, Jawa

“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini. Tapi di jalan setapaknya masing-masing tiap manusia berjalan sendirian. Berjalan, berlari, dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda namun menuju ke arah yang sama, mencari suatu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama. Hingga semakin dekat ke tujuan, manusia semakin menyadari bahwa di sepanjang jalan setapak yang sudah dilewati Ia tak kan pernah benar-benar sendiri. Manusia selalu bersama apa yang Ia cari, bersama tujuannya, yaitu… Tuhan.”

Tanda Tanya (?). Sebuah film karya sutradara ternama Hanung Bramantyo ini mengangkat tema keberagaman etnis dan agama di Indonesia yang seringkali menimbulkan konflik.

Film yang dirilis pada 7 April 2011 ini berlatarkan tiga kelompok masyarakat yaitu keluarga etnis Tiongkok, keluarga muslim, dan Katholik di Semarang berseting dari awal 2010 hingga tahun baru 2011.

Film yang menuai banyak kontroversi ini mengisahkan kehidupan keluarga muslim yang taat beragama, Menuk (Revalina S. Temat) dan Soleh (Reza Rahadian) yang memiliki konflik internal keluarga. Soleh yang tidak bekerja menjadi sosok yang mudah emosi. Sedangkan Menuk tampil menjadi istri teladan sekaligus tulang punggung keluarga dan bekerja dengan Tan Kat Sun (Hengky Solaiman), pemilik restoran Tiongkok dengan menu babi dan non-babinya yang toleran dan sangat memperhatikan masalah halal-haram bahkan memisahkan alat memasaknya, sayangnya dia selalu berbeda visi dengan anaknya, Hendra (Rio Dewanto) yang pernah menjadi kekasih Menuk.

Selain itu, sahabat Menuk, Rika (Endhita) harus menghadapi banyak suara sumbang atas pilihannya pindah agama Katholik. Belum lagi ia sempat mengalami penolakan dari putranya, Abi (M. Ibrahim) yang tetap ia dorong untuk memperdalam agama Islam. Pun nihilnya restu dari orang tua tentang keputusannya tersebut. Ditambah, relasi rumitnya dengan Surya (Agus Kuncoro), seorang selebriti kurang terkenal yang terhimpit masalah ekonomi, yang akhirnya menerima peran sebagai Yesus meski ia memeluk agama Islam.

Dimunculkan pula sebagai cameo, Glenn Fredly sebagai Donny, seorang Katholik yang konservatif dan berusaha mendekati Rika. Sementara itu Deddy Soetomo memerankan Romo Djiwo dan David Chalik memerankan Ustadz Wahyu yang selalu menjadi penengah dan penetralisir keadaan.

Tanda Tanya menjadi salah satu film yang sangat kaya dari segi cerita.

Film ini memiliki berbagai macam konflik baik sosial, budaya, ekonomi, hingga konflik internal. Film ini mengajak penonton mempertanyakan kerukunan antar-umat beragama. Lewat peran Tan Kat Sun-Lim Giok Lie, Menuk, dan Rika sebagai karakter protagonis-lembut, kasih sayang antar-umat mulai ditunjukkan kepada khalayak. Toleransi dan saling pengertian pun menjadi kata kunci.

Kekayaan lain dari film ini adalah keberanian sang sutradara mengangkat suatu tema yang sensitif bagi masyarakat majemuk Indonesia.

Film ini seolah menggambarkan berbagai permasalahan di Indonesia yang menyangkut perbedaan etnis dan agama seperti peristiwa penusukan tokoh agama, pemboman tempat ibadah, serta perkelahian bahkan tawuran antar warga. Tanda Tanya mampu menyuguhkan pula berbagai usaha untuk menurunkan tensi dari konflik-konflik yang terjadi pada plot cerita.

Namun, Hanung Bramantyo tetap mengutamakan keseimbangan dari film yang digarapnya ini.

Meski ditengarai Hanung Bramantyo bertujuan ingin menghapuskan pandangan orang-orang tentang Islam yang keras dan sering menjadi pelaku terorisme, namun dalam film ini porsi Islam tak lantas menjadi lebih banyak dari Katholik maupun etnis Tiongkok. Dengan hati-hati, film ini juga menitikberatkan pada kebebasan beragama dan jalan hidup setiap individu.

Tanda Tanya mampu membagi porsi peran dengan adil.

Sehingga, meski kita melihat adanya penokohan yang tersentral pada kehidupan Hendra-Menuk-Soleh, namun kehadiran tokoh lain juga dirasa sangat penting karena menjadi penghubung antara satu kisah dengan kisah lainnya.

Meski begitu, film ini banyak menuai kontroversi, ada yang menganggapnya menyebarkan ajaran sesat. Banyak tokoh agama berpendapat bahwa film ini mencampuradukkan agama. Bahkan, MUI sempat mengeluarkan fatwa haram pada film ini. Penggalan quotes yang tertulis di awal review ini dianggap menjadi titik temuan paham Pluralisme Agama.

Namun, terlepas dari semua kontroversi terhadap Tanda Tanya ini, film ini adalah karya yang memuaskan. Alasannya sederhana: film Tanda tanya setidaknya mampu menjadi media sosialisasi tentang pentingnya toleransi dan kasih sayang antar-umat beragama yang sesuai pula dengan semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Film ini sekali lagi, membuktikan pada kita bahwa cinta, kasih sayang, pengorbanan, ketulusan, dan kelembutan yang pada akhirnya akan mempersatukan segala perbedaan.

Penilaian 8 dari 10 bintang

Direview oleh: Erwita Danu G @erwitami 

Editor: Aef Anas @a_ef


Review ini sebelumnya tayang di laman tersapacom sebelum akhirnya merger ke ngepopcom dan telah dibaca lebih dari 8000 visitor.

Discover more from Ngepop.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading