Melanjutkan daftar #SpectacularTen kategori vlogger terbaik 2017 (Bagian 1 bisa dibaca DI SINI), laman ini akan membuka penghuni urutan kelima hingga jawara.
Namun, sebelum masuk ke urutan kelima, mulai tahun ini kami memiliki sempalan penghargaan bernama Redemption Awards. Penghargaan ini diberikan kepada nama-nama yang layak menerima rekognisi di #SpectacularTen tahun sebelumnya, tetapi karena satu dan lain hal justru lupa disebut.
2017’s Redemption Awards Kategori Vlogger: David Dobrik
#5 Philip DeFranco
Tahun 2017 menjadi tahun penuh coba-coba bagi Philip DeFranco. Tahun ini dia lepas kontrak dari Discovery demi menyongsong aspirasinya membangun outlet media independen. Tahun ini dia membangun timnya dari awal dengan membawa kembali nama-nama inti nan familier (ditambah beberapa nama baru). Tahun ini dia berpindah-pindah kantor mulai dari AirBnB hingga menyewa kantor yang sekarang dipakai. Tahun ini dia mengujicobakan beberapa jenis konten sambil tetap memproduksi konten otentiknya (Philip DeFranco Show dan vlog PDS).
Atas beragam usahanya (meski tidak selalu mulus), dedikasi-kegigihan Phil dan squad-nya layak diberi rekognisi.
#4 Casey Neistat
Meski tahun ini kanal Casey terkesan labil, charm-nya tetap tidak hilang. Dia tetaplah Casey yang jujur dan mengagumkan di satu waktu. Kemampuannya menata keseharian apalagi ditambah dengan intensitas mobilitasnya tetap membuat tercengang.
Tahun ini Casey disibukkan dengan aktivitas barunya di Beme pasca diakuisisi oleh CNN. Pun dia sempat berusaha memulai kembali daily vlog-nya (yang kali ini keteteran sebab tidak memenuhi kriteria “rutin”). Akan tetapi, sama halnya dengan Casey Neistat yang dua tahun terakhir selalu nangkring di #1 daftar terbaik, dia tetaplah role model dan penutur yang layak buat para peniti kerja kreatif. Meski di 2017 ini posisinya harus turun ke #4.
#3 Andreas Hem
Videografer konser EDM bikin kanal YouTube? Kemungkinannya cuma satu: isinya sekadar aftermovie konser.
Nyatanya, Andreas Hem (dan saudara kembarnya di bawah naungan nama Twins) tidak begitu. Dia menyodori penontonnya dengan vlog gaya baru. Vlog yang kemasan editingnya terkesan elegan dan mahal. Kalau meminjam komentar para penonton lain di video-videonya: ini bukan vlog, ini adalah film.
Jangan kira Twins Cuma tipikal kreator lain yang matang di editing tapi meh di narasi. Twins adalah pengecualian, kemasannya adalah paket lengkap dengan struktur yang begitu baik. Buktikan sendiri, dan kamu pasti bakal langsung jatuh cinta.
#2 David Dobrik
Salah satu video dari David sebenarnya sudah lebih dari cukup buat mengamankan posisinya di daftar ini. Video yang saya maksud adalah ketika dia ngawur bermain lempat botol bersama Jason dan botolnya gagal ditangkap-pecah hingga melukai tangan David. Karena insiden ini, telapak tangannya harus dijahit (karena lukanya dalam). Gilanya, sesaat setelah berdarah-darah, refleks pertamanya bukanlah meminta bantuan, melainkan berseru: ambil kamera, rekam ini sekarang!
Dedikasi macam apa yang sampai sebegitunya? Terlepas dari itu, David masyhur karena menemukan “genre” baru dalam vlog. Campuran skits (dari karakter-karakter yang diciptakannya) dan realitas komikal dengan durasi yang selalu 4:20 menit serta fase editing cepat.
#1 Sugar Pine 7 (Steven Suptic)
Sebelum tahu bahwa SourceFed dibatalkan, Steven Suptic telah memulai “DNA” Sugar Pine 7 lebih dulu. Dimulai dengan garapan Anti-Social-nya, dia kemudian memproduksi video berjuluk Alternative Lifestyle (elaborasi sublim vlog+skits) yang selanjutnya bertransformasi menjadi Sugar Pine 7.
Sebagai orang yang sudah mengikuti kanal Suptic sejak lama (sejak isinya masih gado-gado, hingga akhirnya dibersihkan), transformasi yang terjadi sungguh otentik. Ini adalah sajian yang too good to be true.
Meski tidak tersurat, Suptic dan kru Sugar Pine 7 seolah refleks mematenkan gaya narasi, editing, serta karakter yang digunakan. Ketika orang menggunakan metode serupa, hampir bisa dipastikan audiens (yang pernah menyaksikan video-video SP7) akan langsung mereferensikannya ke sana.
Sebuah keniscayaan dari konten YouTube paling original di 2017.