Review Film Indonesia | “Satu Hari Nanti (2017)” Hati-Hati Gagal Menarik Hati
Sebelum empat karakter utama dalam Satu Hari Nanti akhirnya menemukan “jaraknya” masing-masing, film ini telah lebih dulu membuat penontonnya berjarak.
Film arahan Salman Aristo kali ini berseting di Swiss. Bergulat di dua pasang kekasih, artinya ada empat orang yang dilibatkan secara intens. Alya, Bima, Cho, dan Din. Saling mencari pelarian atas kisah asmara dan gejolak internal keluarga menjadi tulang punggungnya. Seiring berjalannya durasi, nyatanya bukan pundaklah yang dicari oleh mereka.
Kesan pertama setelah menonton film ini bagi saya pribadi adalah capek, penuh.
Penuh yang bukan di artian positif. Bukan penuh karena memperoleh guyuran insights. Ada dua hal yang menyumbang perasaan ini: durasinya dan buramnya arah narasi.
Sejak permulaan, kita sebagai penonton sudah dijeja...